Pagi

Larut telah berlalu
fajar mengintip, tersenyum
embun tak kan kunjung musnah
sejuk ke dalam jiwa

Pagi yang cerah
angin membelai hati
di atas hanya biru terlintas
tak ada apapun
kecuali harap

melati yang terhanyut

gemericik riang sungai mengalir
dangkal terlihat dasarnya
bening secerah angin

terhanyut sekuntum melati putih
terbawa arus kian kemari
tak berdaya dia mengambang
menelusuri jauh tak terbentang

aku hanya sebatang ranting
terjebak di pusaran air
tak sanggup menggapainya
ketika dia mencoba menghampiri

Saat Malam

Bulan jingga menebar sinar
Menembus awan-awan gelap
sejuk di mata, indah di hati
tapi sayang bintang tak muncul

Angin tak terasa berhembus
udara pun sesak
berat dan sulit dicerna
sangat sepi membosankan

Terlalu lelah hingga menjenuhkan
mata sulit membuka kelopaknya
malam terus membujukku
mengajakku bersandar pada langit
merebahkan badanku di sana

Salah Manusia

Tanah basah karena darah
tubuh-tubuh berserakan
nyawa manusia berserakan
sudah mati pun bingung cari jalan

Langit berwarna kelabu
tertutup debu-debu dosa
mentari pun tak lagi terang
udara hanya disesaki kebencian

Sepi

Terik malas bersinar hari ini
daun-daun di tengah ladang menangis
akankah mereka merindu mentari?
walau kering menusuk hati

Yang terlihat saat ini cuma padas
melintang luas tak terbatas
benar-benar sepi
angin pun hari ini tak berkunjung

Wah, ada yang menyahut !!
segerombolan sepi menghampiri
mereka datang beramai-ramai
mengisi ruang yang tak terlihat sinar

Dia Lagi

Dia lagi
padahal aku sudah bosan
aku pun malas berpikir tentangnya
tapi aku tak punya daya

Kenalkan aku ialah ....

Ass.
Hari ini aku mulai dengan baik. Hanya saja tadi aku bangun sedikit kesiangan. Buku pelajaran juga belum aku siapkan. Cukup tergesa-gesa juga aku menyiapkannya. Rencananya hari ini aku mau puasa. Tapi semalam aku ketiduran. Kalian pasti bertanya. Kenapa aku yang kayaknya kacau hari ini malah berkata hari mulai dengan indah ? Pikir sendiri aja !!!! He...he...he...

Aku berangkat pukul 06.30. Tidak seperti biasanya. Aku berangkat pukul 06.45. Dasar pemalas ya? Tapi inilah aku. Dengan hati senang aku berangkat ke sekolah bersama sepeda motorku.

But the way maaf aku belum perkenalkan diriku. Namaku Adi. Aku sekarang bersekolah di salah satu SMA favorit di desaku. Aku masih kelas 3 yang sebentar lagi persiapan untuk masuk perguruan tinggi ataupun bekerja. Pilihan yang sulit dan memusingkan memang. Semua tetap harus berusaha dan berdoa. Siapa tahu nasib orang !

Aku tidak terlalu pandai di sekolahku. Tapi lumayan juga kalau cuma untuk sekedar lulus sekolah. Bukannya menganggap remeh atau apa. Tapi kan sudah kubilang kalau aku sekolah di sekolahan yang cukup favorit di kotaku.

Kuharap perkenalanku bisa membuat rasa penasaran kalian berkurang.

Aku seorang cowok yang menurutku tidak terlalu populer di sekolah. Aku orang yang cukup pendiem. Aku juga berpikir kalau aku tidak cukup tampan tetapi aku berusaha untuk mensyukuri setiap hal yang Allah berikan padaku.

Aku termasuk aktifis di sekolah. Aku ikut beberapa organisasi dan kegiatan ekstrakulikuler. Untuk setahun yang lalu semua kegiatan ini benar-benar menyita waktuku. Aku ikut organisasi OSIS, PMR, Karate tidak lupa juga dan yang sangan penting bagiku, aku juga ikut ROHIS. Semua hal ini cukup melelahkan.

Sedikit demi sedikit diriku juga berubah. Bukan hanya secara fisik tetapi juga kepribadian. Dulu aja waktu SMP aku termasuk orang yang sangat pemarah. Sekarang sudah agak lumayan. Pokoknya banyak deh yang berubah dari aku. Saat ini aku lagi malas bicarainnya. Kapan-kapan aku tulis lagi tentang diriku. Masih banyak cerita kok !!

Maaf ya ceritaku saat ini hanya sekian. Sebenarnya cerita ini aku buat tanpa pikir panjang. Tidak ada editing sama sekali. Waktu pegang komputer langsung kepikiran ingin tulis / ketik ini. Aku sekarang ada di lab komputer di sekolah.

Terima kasih jika mau menunggu sambungan ceritaku ini. Met siang.
Wass

Berjumpa Lagi

Kala mentari menyingsing dia berjalan menyusuri pantai kala senja berganti dia bersedih menangisi kekasih Dia bersedih bersama angin kala senja mengais pergi entah kembali atau tidak dia berjumpa lagi

Dia sudah berusaha
dia pantas dapatkannya
itu adalah anugrah
itu adalah mukjizat